Jumat, 23 Desember 2016

Kebenaran dan Kebetulan


Mungkin sebagian orang bahkan banyak orang beranggapan bahwa kebenaran dan kebetulan itu sama. Namun, perlu diketahui bahwa sebenarnya kebenaran dan kebetulan memiliki pengertian yang berbeda. Makna Kebenaran atau AL-HAQ secara etimologi memiliki beberapa arti yang berarti ketetapan dan kepastian. Kebenaran yang terkait oleh suatu norma yang telah di atur, hal yang bisa diukur atau distandarisasi. Sedangkan, kebetulan tidak bisa ukur atau distandarisasi karena suatu kebetulan merupakan suatu hal yang terjadi tanpa kita ketahui sebelumnya bahwa itu akan terjadinya.


Bicara tentang kebenaran, kebenaran ada yang bersifat mutlak yang datangnya dari Allah SWT. Akan tetapi , untuk orang lain (non muslim) kebenaran dalam kondisi tertentu memang ada yang bersifat mutlak bukan dari tuhan. Artinya mereka menganggap kebenaran itu sebagai suatu hal yang memang ada seperti hukum alam. Hukum Allah yang ada di alam akan saya jelaskan di artikel berikutnya. Kebenaran yang ada diilmu pengetahuan sifatnya masih sementara sebelum ada atau ditemukan bukti baru. Artinya mereka-mereka yang belum yakin terhadap kebenaran yang datangnya dari Allah akan membuktikannya terlebih dahulu sebelum mereka benar-benar mempercayainya. 


     Sebagai contoh kebenaran yang terkait dengan kehidupan manusia tentang teori evolusi manusia yang menuai kontroversi yang berawal dari teori evolusi Darwin yang menjelaskan bahwa manusia awalnya menyerupai kera bahkan sama dengan kera. Namun, sebagai umat Islam tidak boleh percaya dengan teori tersebut karena jika kita pikir lebih lanjut bahwa di Al-Qur’an telah dijelaskan di Surat Al Hijr (Qs 15). Manusia diciptakan Allah Swt. dari lumpur hitam yang diberi bentuk dan diberi ruh. Bukannya berasal dari kera yang berevolusi. 


     “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk, Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.” (Qs 15:28-29) 


     Perkembangan berikutnya bisa dilihat di Surat An Nisaa’ (Qs 4). Dari diri nabi Adam lalu diciptakan isterinya, kemudian mereka berkembang biak sampai banyak. Dan sampai sekarang tidak berubah. Tidak ada evolusi genetika. 


     “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (Qs 4:1) 


     Dan terakhir kebenaran ilmiah mengenai penciptaan manusia di surah At-Tin 95:04 Allah berfirman 


“sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (QS. 95:04). 

    Sudah jelas dalam Al-Qur’an bahwa Allah menciptakan manusia sudah dalam bentuk yang sebaik-baiknya jadi manusia itu tidak sama dengan kera dan hewan yang lainnya.